8 Unsur Kebahasaan Surat Lamaran Pekerjaan Lengkap

Dalam pembelajaran yang dilaksanakan di kelas 12, terdapat sebuah bab yang membahas tentang Surat Lamaran Pekerjaan. Bahasan ini sangat penting dan relevan sebagai bekal bagi siswa yang kemungkinan akan langsung bekerja setelah lulus sekolah. 

Untuk itu, diperlukan juga pemahamantentang unsur kebahasaan surat lamaran pekerjaan.Hal ini agar apa yang dibuat bisa nampak profesional dan dipandang baik oleh calon pemberi kerja. Sehingga, tentunya lamaran tersebut dapat bersambut dengan kata diterima.

Unsur Kebahasaan Surat Lamaran Pekerjaan

Lantas, apa saja unsur kebahasaan tersebut? Berikut poin dan penjelasan lengkapnya. Semoga bermanfaat.

1. Pemilihan kata memperhatikan kebakuan

Kata-kata yang diigunakan dalam surat mestilah kata yang baku. Yakni, kata yang sesuai dan terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Untuk itu, anda mesti memahami bahwa dalam bahasa Indonesia, ada kategorisasi tentang kata baku dan kata tidak baku. Patokannya adalah kamus. Jika belum diserap ke dalam kamus, artinya belum baku.

Ketika kamu membuat surat lamaran, maka pilihlah kata-kata yang baku. Sebisa mungkin, jangan sampai muncul kata-kata yang tidak terdapat dalam kamus. Sekarang, mudah saja untuk mengecek kebakuan suatu kata. Tinggal cari di mesin browser seperti google atau mengunduh aplikasi di playstore.

2. Pemilihan kata memperhatikan kaidah kesopanan

Dalam bahasa Indonesia, boleh jadi kita menemukan ada beberapa kata dengan arti dan maksud sama. Namun, sesungguhnya memiliki makna kesopanan yang berbeda.

Kata mati dan meninggal itu artinya sama, tapi tidaklah cocok membuat kalimat “Ustadz itu sudah mati.”

Meskipun artinya sama, namun itu tidak sopan.

Begitu halnya dalam surat. Kita misalnya, memiliki beberapa pilihan kata untuk menyebut orang kedua. 

Bisa dengan kata:

  • Kamu
  • Anda
  • Saudara
  • Bapak/Ibu

Pertanyaannya, apakah sopan jika seandainya di dalam surat kita menyebut orang kedua dengan sebutan kamu? Sepertinya yang lebih sopan menggunakan Bapak/Ibu.

Begitu juga dalam memilih penyebutan orang pertama. Bisa Saya, Aku, atau Gue. Coba, mana yang lebih sopan? Jawabannya tentu bukan aku dan gue.

3. Menggunakan format atau sistematika yang standar

Tipologi atau bentuk surat dan susunannya juga memiliki kekhasan. Ada urutan dan sistematikanya. Setiap bagian mulai dari atas sampai bawah, sudah ada bentuk baku yang menjadi kesepakatan umum.

Nah, begitu juga dengan surat lamaran pekerjaan. Anda perlu mengikuti format yang keumuman. Dalam hal ini tidak dibutuhkan kreatifitas. Akan menjadi aneh jika seandainya tanda tangan disimpan dibagian awal misalnya.

Kalaupun ada ruang untuk menunjukan kreatifitas, mungkin bisa ditunjukan di halaman lampiran-lampiran yang menyertai surat. Misalnya dalam CV atau portofolio.

4. Mengikuti aturan PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan)

PUEBI meliputi beberapa hal. Termasuk yang paling krusial dan cukup banyak pembahasannya adalah tentang penggunaan huruf kapital dan tanda baca.

Terdapat aturan dalam PUEBI yang menjelaskan kapan huruf kapital digunakan. Dalam membuat surat, itu perlu dijadikan acuan.

Sedngkan tanda baca, ia adalah tanda yang berfungsi untuk memudahkan orang membaca suatu tulisan. Termasuk, surat.

Bahasa Indonesia memiliki standar dan aturan tersendiri mengenai penggunaan tanda baca. Termasuk, aplikasinya dalam penulisan surat. Tentu saja, ini semua perlu diperhatikan.

Misalnya, dalam menulis tempat dan tanggal, yang benar adalah:

  • Bandung, 11 Mei 2020

Bukan

  • Bandung. 11 Mei 2020.

Tanda baca itu banyak. Mulai dari (.), (,),(:),(;), dan yang lainnya.

5. Kalimatnya efektif

Setiap kalimat yang terdapat dalam surat sebisa mungkin tidak bertele-tele atau berputar-putar. Tidak juga ambigu, yakni memiliki ketidakjelasan makna. Misalnya, dengan memunculkan majas-majas yang puitis.

Mungkin bahasa yang semacam itu bagus. Namun tidak tepat untuk digunakan dalam surat. Itu cocoknya dipakai dalam teks-teks sastra.

Jika kita perhatikan, rata-rata surat bersifat singkat namun tetap berpegang pada prinsip kejelasan. Dengan kata lain, kalimat-kalimatnya efektif.

6. Dimulai dengan kata pengantar  yang padat dan informatif

Awal surat adalah kata pengantar. Dalam bagian ini, tidak perlu berbasa-basi misalnya dengan menanyakan kabar dari penyedia lowongan kerja, atau menjelaskan maksud dan tujuan yang terkesan berlebihan.

Surat lamaran pekerjaan bukanlah semacam surat pribadi atau surat cinta yang biasanya di awali dengan panjang lebar hingga memenuhi satu halaman full.

Cukup saja sampaikan salam yang singkat dan jelaskan maksudnya untuk melamar pekerjaan di posisi tertentu. Dengan kata lain to the point. Informasi yang disusun sedemikian mungkin agar sampai dengan padat serta informatif.

7. Menulis sumber informasi lowongan pekerjaan

Pada bagian pengantar juga, perlu dituliskan sumber informasi lowongan pekerjaan yang didapatkan. Apakah dari surat kabar, dari media sosial, dari website perusahaan, atau sumber lain tempat iklan lowongan kerja lazimnya ada.

Hal ini bermanfaat kelak bagi perusahaan atau lembaga pemberi kerja untuk mengukur media apa yang efektif untuk mengiklankan lowongan. Sehingga nantinya mereka bisa lebih mudah dan terarah dalam membut iklan.

8. Melengkapi bagian-bagian surat diluar badan surat secara lengkap

Komponen-komponen surat diluar badan atau isinya juga mesti diisi dengan jelas dan lengkap. Baik itu hal, tempat surat dibuat berikut tanggalnya, salam pembuka, salam penutup, tanda tangan, hingga nama terang.

Bagi sebagian orang, hal-hal diatas mungkin di anggap sepele dan pelengkap saja. Namun, anda jangan berpikir demikian. Sangat mungkin itu poin plus untuk dinilai perusahaan, karena bisa termasuk ukuran keseriusan pelamar kerja ketika mengirimkan lamarannya.

Nah, demikianlah unsur kebahasaan surat lamaran pekerjaan yang perlu diketahui. Semoga bermanfaat.

Tinggalkan komentar